Sabtu, 03 Juli 2010

Guru (Barisan Penting Pencetak Generasi Masa Depan)

Banyak orang memandang profesi guru sebagai kesuraman masa depan. Saya adalah calon guru, beberapa waktu lalu ketika saya berbincang dengan beberapa pengusaha dan pejabat, mereka bertanya, “Kau yakin mau jadi guru? Kau siap dengan penderitaannya? Pindah jurusan dulu sebelum menyesal, kau orang pintar jangan jadi guru, jadi pejabat saja.” Saya mengernyitkan alis dan tersenyum. Benar memang. Apa saya berada pada jalur yang salah? Saya jawab, tidak. Saya katakan kepada mereka, “Tidak pak, justru kalau saya jadi guru saya bisa membentuk pengusaha dan pejabat –pejabat baru yang luar biasa untuk masa depan.” Terdengar sombong dan terlalu membela diri. Namun, bukankah itu benar? Sebelum mereka menjadi pengusaha dan pejabat, dengan siapa mereka belajar?

Indonesia memiliki banyak aspek penting beserta dengan pelaksananya, mulai dari pertahanan dan keamanan yang dipegang oleh TNI dan POLRI, perhubungan dan komunikasi, kesehatan, perdagangan, pendidikan dan kehutanan juga dipegang masing – masing departemennya. Kalau kita melihat hubungan antar departemen, bukankah semua bidang itu sejajar? Namun yang terjadi saat ini, profesi guru seringkali dianggap remeh oleh profesi yang lain. Mengapa demikian? Sebenarnya siapa yang salah? Lepas dari semua itu, kita harus flashback ke masa lalu kita. Sebelum profesi lain sukses, orang-orang yang berada di sana tidak ada yang tidak mengenal yang namanya guru. Guru menjadi satu pondasi penting untuk membangun rumah sukses mereka. Bukankah begitu?

Bicara soal pendidikan memang tidak bisa dikaitkan dengan guru saja, guru memang hanya sebagai pelaksana kebijakan pemerintah. Namun, apa bisa kebijakan pendidikan Indonesia berjalan tanpa ada guru sebagai pelaksana? Ketika kita menyadari dampak keberadaan guru, katakan saja pada suatu kota terdapat 4.765 siswa, apakah yang akan terjadi pada siswa sebanyak itu di masa depan? Sebuah kalimat dari The Talmud mengatakan, “When you teach your son, you teach your son’s son.” Dari kalimat tadi sangat jelas efek yang akan diberikan seorang guru terhadap generasi muda bangsa ini. Bayangkan saja keturunan yang akan dihasilkan oleh 4.765 siswa itu, cukup menguatkan pentingnya guru.

Barisan penting pencetak generasi masa depan , begitulah saya ujarkan untuk para guru. “A teacher affects eternity; he can never tell where his influence stops.”
Henry Adams mengatakan demikian. Guru memberi dampak terhadap murid-muridnya tanpa batas. Kembali pada 4.765 siswa tadi, jika seorang guru mengampu 40 siswa, maka dibutuhkan sekitar 119 guru. 119 guru yang memiliki efek berbeda akan memberikan dampak yang berbeda pula untuk 4.765 siswa tadi. Berapa jumlah seluruh siswa di Indonesia? Berapa pengaruh untuk masa depan Indonesia yang akan terbentuk? Masa depan Indonesia siapa yang akan memegang? Semua anak yang masih di bangku sekolah tentunya. Siapa yang berperan besar dalam kegiatan di sekolah? Kita semua tahu, guru.

Kalau kita fokuskan konsep seorang guru kepada sebuah bagian sekolah, guru seumpama keran air bagi murid-muridnya. Guru yang luar biasa akan memberikan air bersih sejuk yang menunjang masa depan luar biasa pula. Sebaliknya, guru asal-asalan pastilah mengeluarkan air bekas cucian yang kotor dan bau, menunjang masa depan memang, tapi tak lama dan tak sebaik air bersih.Sekali lagi, guru memberi pengaruh untuk membentuk pribadi pribadi penerus bangsa. Tak dapat dielakkan guru menjadi barisan penting di Indonesia. Oleh sebab itu guru hendaknya mengambil waktu sejenak untuk berefleksi. Apakah benar selama ini sudah menjadi sebuah keran air yang memberi air bersih dan sejuk atau sebaliknya? Apa yang harus dilakukan jika selama ini menjadi keran yang mengalirkan air keruh? Tentunya semua tahu jawabannya.

Walau demikian, tak cukup hanya guru saja yang berusaha. Semua warga negara Indonesia juga wajib membangun sinergi yang harmoni untuk memperbaiki kondisi pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mengikis stereotype mengenai guru sebagai profesi kelas bawah. Tak semudah dibayangkan memang, tapi coba ingatlah jasa – jasa guru kita masing – masing. Berikan apresiasi untuk mereka, anda tak akan dapat menjadi seperti sekarang tanpa mereka.

Berawal dari kesadaran guru untuk memperbaiki kinerjanya, diikuti dengan program pemerintah yang membantu terciptanya generasi guru berkualitas, serta semua pihak yang mendukung pendidikan Indonesia. Generasi masa depan Indonesia yang gemilang akan tercipta. Generasi berkualitas yang akan memegang profesi lainnya akan terbentuk. Tidak mudah memang, tapi beranikah kita melangkah kecil dahulu? Guru, tunjukkan kualitasmu. Guru Indonesia, bisa!

Oleh: Yosea Kurnianto

Sumber: http://edukasi.kompasiana.com

Posting Komentar

Next Prev home
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...